Bila engkau letih & hilang semangat,ALLAH tahu engkau telah mencuba sedaya upaya.Bila tangismu berpanjangan & hatimu duka,Allah telah mengira titis air matamu.Bila engkau rasa ketinggalan & masa meninggalkanmu,ALLAH tetap bersamamu,Bila engkau kebuntuan akal,maka ALLAH adalah penunjuk jalan....apabila engkau telah berazam, Maka bertawakallah kepada ALLAH

Tuesday

Ringkasan hukum dan Perhitungan Zakat Menurut Madzhab Imam Syafi’i

Zakat merupakan kewajiban/ Syari’at Islam, termasuk salah satu rukun Islam yang lima. Oleh karenanya, zakat termasuk perkara-perkara yang prinsip dalam agama Islam. Maka barangsiapa mengingkari kewajiban zakat, ia menjadi kafir dan keluar dari agama Islam. Kecuali jika orang tersebut baru memeluk Islam, sehingga kebodohannya terhadap hukum-hukum Islam terma'afkan. Atau orang itu tinggal di daerah yang jauh dari ulama'.

Maksud Firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Mustahiqiin (orang-orang yang berhak menerima zakat) ada delapan golongan sbb:

1. Fuqara’ :

Orang yang tidak mempunyai harta benda atau pekerjaan yang dapat menjamin kebutuhan hidupnya sehari-hari ( tidak mencukupi setengah dari kebutuhannya).

2. Masakin :

Orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat menghasilkan untuk kebutuhan hidupnya, tetapi tidak mencukupinya.

3. Amil :

Panitia zakat yang dipekerjakan oleh pemerintah atau lembaga khusus zakat yang direstui oleh pemerintah untuk mengumpulkan, dan membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum syar’i.

4. Muallaf :

Orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan Islam. (orang kafir tidak berhak menerima zakat walaupun dengan memberinya ada harapan memeluk Islam).

5. Hamba sahaya :

Orang yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuannya dengan jalan menebus dirinya.

6. Ghorimin :

Orang yang berhutang untuk sesuatu kepentingan yang bukan ma’siat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.

7. Sabilillah :

Orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama Allah.

8. Ibnu Sabil :

Orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.

Adapun zakat Terdiri Dua Bentuk Yaitu, Zakat Mal Dan Zakat Badan.

I Zakat Mal: Yaitu, enam jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.

  1. An’am/ Binatang ternak (Onta, Sapi, Kambing dan sejenisnya masing-masing).
  2. Naqdaan (emas dan perak).
  3. Tijarah (harta dagangan).
  4. Mu’asyirat (tanaman/ makanan pokok).
  5. Rikaz (harta temuan).
  6. Ma’din (harta tambang).

II Zakat Badan: Yaitu, Zakat Fithrah wajib berupa makanan pokok (beras dll) sebanyak satu sha’(1 sha’ = 4 mud) 1 mud = 625 ons x 4 = 2,5 kg/ jiwa, untuk lebih hati-hati (Ihthiath) sebaiknya dikeluarkan 2,7 kg s/d 3 kg/ jiwa. Waktunya, diperbolehkan dari awal bulan Ramadhan s/d sebelum melaksanakan Sholat Idul Fithri dan makruh hukumnya apabila mengakhirkan hingga terbenamnya matahari 1 syawwal. Adapun yang paling afdhal dibagikan setelah waktu fajar 1 syawwal s/d sebelum Shalat Idul Fithri.

Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat

  1. Islam.
  2. Jelas kepemilikannya.
  3. Nyata wujudnya.
  4. Merdeka (bukan budak).

Adapun syarat-syarat selengkapnya tergantung jenis zakat yang dikeluarkan sesuai syar’i misal: sudah mencapai nishab, genap 1 tahun dll.

1. Zakat An’am (Binatang Ternak)

Sebelum mempelajari zakat binatang ternak, seharusnya kita memahami beberapa istilah dalam kitab fiqih nama jenis binatang ternak sbb:

- Bintu Makhad : Seekor onta betina berumur 1 tahun memasuki umur 2 tahun.

- Bintu Labun : Seekor onta betina berumur 2 tahun memasuki umur 3 tahun.

- Ibnu Labun : Seekor onta jantan berumur 2 tahun.

- Hiqqah : Seekor onta betina berumur 3 tahun memasuki umur 4 tahun.

- Jad’ah : Seekor onta betina berumur 4 tahun memasuki umur 5 tahun.

- Tabi’ : Seekor sapi jantan yang berumur 1 tahun.

- Musinnah : Seekor sapi yang berumur 2 tahun.

Nishab Zakat Onta

5 - 9 1 ekor kambing (domba umur 1 th, jika kambing kacang berumur 2 th).

10 - 14 2 ekor kambing.

15 - 19 3 ekor kambing.

20 - 24 4 ekor kambing.

25 - 35 1 bintu makhadh.

36 - 45 1 bintu labun.

46 - 60 1 onta hiqqah.

61 - 75 1 onta jad’ah.

76 - 90 2 ekor onta bintu labun.

91 - 120 2 hiqqah.

121 - 130 1 ekor hiqqah dan 2 ekor bintu labun.

Lebih dari itu, maka setiap kelipatan 40, seekor bintu labun dan setiap kelipatan 50, seekor hiqqah. Jadi jika memiliki 190 ekor unta maka zakatnya adalah 3 ekor hiqqah dan 1 ekor bintu labun, sebab terjadi 50 tiga kali dan 40 satu kali.

Nishab Zakat Sapi

30 - 39 1 ekor Tabi’ (sapi yang berumur 1 tahun).

40 - 59 1 ekor musinnah (sapi yang berumur 2 tahun).

60 - 69 2 ekor tabi’.

Lebih dari itu, maka setiap kelipatan 30 seekor tabi’ dan setiap kelipatan 40 seekor musinnah. Misal, jika memiliki 80 ekor wajibnya adalah 2 ekor musinnah, sebab terjadi dua kali kelipatan 40, dan jika memiliki 90 maka wajibnya adalah 3 tabi’ sebab terjadi 3 x kelipatan 30 dan begitu seterusnya.

Nishab Zakat Kambing

40 - 120 1 ekor kambing.

121 - 200 2 ekor kambing.

201 - 399 3 ekor kambing.

400 - 499 4 ekor kambing.

Lebih dari itu, setiap kelipatan 100 ekor kambing, kewajibannya 1 ekor kambing.

Catatan: ternak jantan tidak sah dikeluarkan untuk zakat, semua ternak (onta, sapi dan kambing) yang dikeluarkan untuk zakat harus betina, kecuali dalam lima perkara:

  1. Setiap 5 ekor onta s/d 24 boleh dikeluarkan 1 ekor kambing betina atau jantan.
  2. Bila mencapai 25 ekor onta boleh mengeluarkan ibnu labun atau hiqqun.
  3. Masalah Jibran, Bila yang diwajibkan baginya tidak ada misal, pemilik berkewajiban mengeluarkan bintu labun tetapi dia tidak memiliki, maka boleh turun kebawahnya yaitu dengan mengeluarkan bintu makhad ditambah 2 ekor kambing. Dalam masalah ini, 2 ekor kambing tersebut boleh dikeluarkan betina atau jantan.
  4. Jika nishab sapi mencapai 30 ekor, boleh mengeluarkan zakatnya berupa sapi berumur 1 tahun jantan maupun betina.
  5. Jika semua ternak jantan, maka boleh dikeluarkan zakatnya yang jantan.

2. Zakat Naqdan (emas dan perak)

Naqdan (emas dan perak) wajib dizakati, yang diperdagangkan maupun yang disimpan tentunya setelah memenuhi persyaratannya sbb:

Nishab zakat emas adalah 20 mitsqal/ dinar/ 84 gram, maka setiap pemilik emas 84 gram wajib dikeluarkan zakatnya apabila sudah memenuhi syarat (haul dan nishab). Adapun zakat perak adalah 200 dirham, 1 dirham = 2,94 gram, berarti 2,94 x 200 = 588 gram. Kadar emas dan perak yang wajib dikeluarkan adalah 2,5 % (uang tunai kedudukanya seperti emas dan perak).

Perhiasan wanita emas dan perak hukumnya mubah dan tidak wajib zakat selama tidak isyraf/ berlebihan. Hukumnya haram jika Isyraf (berlebihan menggunakan perhiasan, tidak pada umumnya) wajib dikeluarkan zakatnya akibat berlebihan.

Maksud Firman Allah Ta’ala: “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat ) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu dibakarnya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:''Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) yang kamu simpan”. (Attaubah : 34-35).

Maksud Hadits: ”Tidaklah pemilik emas dan perak yang tidak menunaikan haknya (perak) darinya (yaitu zakat), kecuali jika telah terjadi hari kiamat (perak) dijadikan lempengan-lempengan di neraka, kemudian dipanaskan di dalam neraka Jahannam, lalu dibakarlah dahinya, lambungnya dan punggungnya. Tiap-tiap lempengan itu dingin, dikembalikan (dipanaskan di dalam Jahannam) untuk menyiksanya, yang satu hari ukurannya 50 ribu tahun, sehingga diputuskan (hukuman) diantara seluruh hamba. Kemudian dia akan melihat jalannya, kemungkinan menuju surga, dan kemungkinan menuju neraka”. (Muslim).

3. Zakat Tijarah/ Perdagangan

Perdagangan wajib dikeluarkan zakatnya 2,5 % dari modal dan keuntungan, adapun nishabnya setara dengan harga 84 gram emas logam murni dan sudah memenuhi persyaratan sbb:

1. Barang yang diperdagangkan bukan emas dan perak.

2. Awal pembelian barang dagangan diiringi dengan niat untuk berdagang.

3. Niat berdagang bersamaan dengan waktu pembelian barang.

4. Barang daganga didatangkan lewat pembelian, bukan dari hibah atau warisan kecuali timbul niat untuk diperdagangkan maka wajib zakat.

5. Barang dagangan tidak diuangkan sebelum mencapai haul, Bukan akibat laku dijual. Akan tetapi jika uang tersebut mencapai nishab dan tidak berkurang hingga haul maka tetap wajib dikeluarkan zakatnya dan jika kurang dari nishab maka terputus kewajiban zakat.

6. Tidak merubah niat dagangnya hingga akhir tahun.

Maksud Firman Allah Ta’ala: “Maka celakalah orang yang dilalaikan oleh hartanya dan dia mengira bahwa hartanya akan mengekalkannya. Celakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta lagi menghitung-hitung. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam huthamah/neraka”. (Al Humazah: 1-4).

Maksud Hadits: "Barangsiapa diberi harta oleh Allah, lalu dia tidak menunaikan zakatnya, pada hari kiamat hartanya dijelmakan menjadi seekor ular jantan aqra' (yang putih kepalanya karena banyaknya racun pada kepala itu), yang berbusa dua sudut mulutnya. Ular itu dikalungkan (dilehernya) pada hari kiamat. Ular itu mencengkram dengan kedua rahangnya, lalu ular itu berkata, “Saya adalah hartamu, saya adalah simpananmu”. (Bukhari).

4. Zakat Mu’asyirat (tanaman, makanan pokok, bijian & buah buahan)

Yang dimaksud Mu’asyirat adalah yang biasa dijadikan makanan pokok adapun buah-buahan yang memenuhi syarat yaitu anggur kering/ kismis dan kurma. Termasuk juga biji-bijian seperti, beras, jagung, kacang, gandum dll.

Nishab zakat biji-bijian yaitu 5 Ausaq. 1 Wasaq = 60 Sha’ x 5 = 300 sha’ (1 sha’ = 4 mud) 1 mud = 625 ons x 1200 = 750 kg. jika mencapai 750 kg, maka wajib mengeluarkan zakatnya 10% dari jumlah tersebut dengan syarat pertumbuhanya diolah dengan air hujan, sungai atau akibat kesuburan tanah tersebut, dan apabila dikelola sendiri seperti pengairannya dengan alat atau dengan air yang dibeli maka kewajiban zakatnya 5%.

Dikeluarkan zakat biji-bijian dan buah-buahan disaat panen dan yang wajib dikeluarkan dari jenis panen tersebut. jika yang panen beberapa jenis, maka yang dikeluarkan masing-masing jenis itu sendiri setelah mencapai nishab. Terkecuali satu jenis lain nama (beras cianjur dengan beras lain, maka digabungkan menjadi satu dan jika mencapai nishab wajib zakat.

Biji-bijian maupun buah-buahan jika tidak berkulit seperti anggur dan kurma maka langsung ditimbang, tapi jika termasuk jenis yang ada kulit/ gabah maka ditimbang setelah dibersihkan.

5. Zakat Rikaz (barang temuan)

Barang-barang yang ditemukan dari dalam tanah peninggalan orang-orang jahiliyah/ kafir yang belum sampai kepadanya da’wah Islam (ajaran Islam) dan barang-barang tersebut diketahui tanda-tandanya.

Barang temuan wajib dikeluarkan zakatnya seper-lima/ 20% apabila sudah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  1. Barang-barang tersebut adalah barang yang disimpan dalam tanah oleh orang kafir yang belum sampai ajaran Islam kepada mereka (bukan harta fa’i/ harta orang kafir yang diambil muslimin tanpa melalui kekerasan dan menjadi hak milik muslimin adapun pembagiannya seperti ghonimah). Bila barang tersebut ada tanda-tanda milik orang Islam maka harus dikembalikan pada ahli warisnya dan jika tidak diketahui pemiliknya maka barang tersebut dianggap luqathah.
  2. Barang-barang yang ditemukan berupa emas dan perak, selain itu tidak ada zakatnya sekalipun yang ditemukan nilainya lebih mahal.
  3. Barang-barang yang ditemukan sudah mencapai nishab (jika emas 84 gram dan jika perak 588 gram).
  4. Barang yang ditemukan dari tanah mati (tidak ada pemiliknya) atau di tanah miliknya yang pertama kali menempatinya. Akan tetapi jika sebelumnya tanah tersebut milik orang maka barang temuannya harus dikembalikan pada pemiliknya yang pertama dan wajib baginya mengeluarkan zakat.

6. Zakat Ma’din (Tambang)

Yang dimaksud adalah menggali bumi dengan tujuan mencari barang-barang berharga seperti emas, perak dll. Hasil tambang tidak wajib zakat kecuali memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  1. Hasil tambang berupa emas dan perak, selain keduanya tidak wajib zakat sekalipun nilainya lebih mahal dari emas dan perak seperti, minyak, gas bumi, timah, dll.
  2. Emas dan perak yang didapati mencapai nishab (jika emas 84 gram dan jika perak 588 gram).

Nishab zakat tambang 2,5 % dan dikeluarkan setelah selesai pekerjaannya tanpa menunggu berlalu 1 tahun.

Dengan demikian, kiranya sampai disini ringkasan hukum zakat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua dan terkhusus bagi para penuntut ilmu Agama yang berkewajiban menyampaikan ilmunya kepada generasi berikutnya dengan ihlas tulus hati tanpa mengharap apa-apa sedikitpun dari manusia kecuali mengharap ridha’ Allah Ta’ala semata.

Sebuah Hadits Qudsi: “Wahai dunia..!! Barang siapa yang membaktikan dirinya kepadaKu (bertaqwa kepada Allah), maka berikanlah khidmatmu (dunia) kepadanya. Dan barangsiapa yang mengabdikan dirinya kepadamu, maka perbudaklah ia”.

Do’a Nabi Ibrahim as: “Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. (Assyu'ara: 87-89).

Wallahu A’lam Bi Showab.

Salim Syarief Mauladawilah – (Majlis Tarbiyyah Dan Da’wa Al-Fa’izin).
 
JANNAH Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template