Dalam riwayat lain, Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah berkata, “Ketika Ibnu Taimiyah memukul jin itu dengan cara memukul tubuh orang yang ditempatinya dengan sebuah tongkat, berkatalah jin itu kepadanya, ‘Janganlah engkau suruh aku pergi dari orang ini, sebab aku mencintainya.’ Dijawab oleh Ibn Taimiyah, ‘Sungguh ia tidak cinta kepadamu.’ Ia berkata lagi,’Baiklah!’ Aku akan keluar dari tubuh orang ini karena mentaati Allah dan Rasul-Nya.’ Maka keluarlah jin itu dari tubuhnya. Setelah itu, orang itu duduk dari tidurnya dan menoleh ke kiri dan ke kanan sambil bertanya kepada yang hadir, ‘Dimanakah aku ? Mengapa aku sampai berada di tempat ini ? Apakah yang telah terjadi pada diriku ?” Dari perkataannya itu, jelaslah bahwa ia tidak merasakan sakit sewaktu tubuhnya dipukul tadi oleh Ibnu Taimiyyah.”
Ibn Taimiyyah juga berkata,”Jin itu berbicara melalui lisan orang yang dirasukinya, sedang orang tersebut tidak menyadarinya sama sekali. Jika ia telah sembuh, ia tidak mengetahui apa-apa yang telah terjadi pada dirinya. Oleh karena itu, terkadang orang yang gila karena jin itu dipukul dengan pukulan yang keras dan berulang-ulang agar jin itu keluar darinya. Sebab, betapa pun kerasnya pukulan yang diberikan kepadanya, ia tidak akan merasa sakit sedikit pun, karena merasakan sakit adalah jinnya, bukan dia.”